Author: Rhara Amalia
Cast: Park Jungsoo (Leeteuk), Park Haerin
Other Cast: Lee Donghae, Park Haera, Kim Jongwoon(Yesung), Kim Hyera.
Summary: Keceriaan, itu dulu. Sebelum malaikat ku pergi jauh
Warning: OOC(Out Of Character), mungkin sedikit gaje, dipenuhi dengan khayalan author. Don’t like Don’t Read.
Mian update nya kelamaan. Langsung saja..
_____~~~HAPPY READ~~~______
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keringat dingin mengucur deras, tidurnya gelisah. Sesekali dia menyebut sebuah nama, nama yang sangat membekas dalam ingatannya. Tiba-tiba dia meneriakkan nama itu sambil terbangun dari tidurnya.
“Jungsoo oppa!!” seru gadis itu yang tak lain adalah Park Haerin.
“sudah kesekian kalinya kau muncul di mimpi ku, tak henti-hentinya membayangi hari-hariku. Tidak kah kau tau aku sangat tersiksa oppa” Haerin meneteskan air matanya lagi. Semenjak kecelekaan di dua tempat yang berbeda dan merenggut appa dan oppa nya, Haerin tidak henti-hentinya di bayang-bayangi oleh semua kenangan yang pernah ia ciptakan bersama kedua orang yg di cintainya itu. Dan tak sedikit juga air matanya mengalir di karenakan akan hal itu.
-Park Haerin POV-
Kulirik jam dinding di kamar asramaku, jam 07.30 malam. Kehadiran oppa di mimpiku membuatku terbangun dari tidurku yg sejak sore tadi.
Aku pun menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku. Beberapa menit kemudian aku keluar dan berganti pakaian. Tapi, sejak aku bangun tidur aku tidak melihat teman sekamarku, Hyera. Dia ada di mana ya?. Aku pun berniat untuk mencari dia, sekalian aku bisa berkeliling asrama yg cukup besar ini. Semenjak kedatanganku kemarin aku belum sempat melihat-lihat tempat tinggalku yang baru ini.
Aku pun mulai berjalan menyusuri setiap sudut asrama ini, ini bukan asrama khusus yeoja. Tetapi di sini adalah asrama umum yang kamar yeoja dan namja di pisah. Sesekali aku bertemu dengan teman sekelasku dan sempat menanyakan apakah mereka melihat Hyera atau tidak. Tapi jawaban mereka, tidak.
Karena merasa sudah cukup lama aku mencari Hyera aku pun memutuskan untuk kembali ke kamarku dan menunggu Hyera di kamar saja. Tapi begitu aku ingin kembali ke kamar aku baru sadar kalau aku tersesat. Sial, mestinya aku tidak nekat pergi sendiri di lingkungan baru seperti ini, apalagi asrama ini sangat besar. Sekarang bagaimana caranya aku kembali ke kamarku, sedangkan di tempatku berada saat ini sangat sepi. Para siswa jarang datang ke sini rupanya, hah.. ohttoke!!
Tiba-tiba aku merasakan ada tangan yang menyentuh pundakku dan berhasil membuatku terkejut. Secepatnya aku berbalik dan melihat siapa dia yang membuatku kaget sambil berharap kalau dia bukan hantu.
“sedang apa kau di sini?” kata seorang namja yang tadi menyentuh pundakku dan tentu saja dia bukan hantu karena wajahnya tidak pucat.
“eerr.. aku tersesat” jawabku sedikit tergagap.
“tersesat? Memangnya kau anak baru ya?”
“ne”
“pantas, ayo biar ku antarkan kau ke kamarmu. Nanti kau beritahu di mana kamarmu sambil jalan saja ya” aku sangat bersyukur mendengar namja ini berkata seperti itu. Aku fikir aku akan berada di tempat itu sampai pagi nanti. Aku pun segera mengikuti nya dari belakang.
“hey Donghae, kau mau kemana?” tiba-tiba suara seorang namja lain menghentikkan langkah kami.
“aku mau mengantarkan yeoja ini ke kamarnya dulu” jawab namja yang bersamaku yang ternyata bernama Donghae itu.
“siapa yeoja ini? Dan kenapa kau mau mengantarnya?”
“dia anak baru dan dia tersesat, tidak bisa kembali ke kamarnya. Sekalian aku mau mengajaknya berkeliling asrama agar tidak tersesat lagi”
“sok baik kau, kau ingat kan hari ini Haera pulang?”
“ne, aku ingat, lagian oppanya juga sudah menjemputnya”
“pantes saja Leeteuk tak ada di kamar, kalau begitu aku ikut denganmu ya”
“ah kau ini, mengganggu saja” gerutu Donghae.
“kau kan sudah punya Haera, mau nambah lagi?”
“aniyo, kajja kita pergi. Oh iya, kita belum kenalan. Namamu siapa?” kata Donghae sambil mengulurkan tangannya padaku.
“Haerin imnida, Park Haerin” kataku sambil menjabat tangannya
“mwo? Kenapa namamu mirip dengannya? Ah.. sudahlah. Naneun Donghae imnida, Lee Donghae. Dan ini temanku Yesung” Donghae sedikit tersenyum saat memperkenalkan dirinya, begitu pula dengan Yesung. Senyuman Donghae itu, entah kenapa berhasil membuatku blushing.
Setelah beberapa menit berjalan sambil mengobrol bersama Donghae dan Yesung akhirnya sampai juga di depan kamarku. Aku pun mengucapkan banyak terima kasih pada mereka berdua.
“ghamsahamnida, sunbae” kataku yang baru saja mengetahui bahwa mereka adalah kakak kelasku.
“tidak usah memanggilku sunbae. Panggil saja oppa, biar terdengar keren. Kalau sunbae terdengar terlalu formal” kata Yesung sambil sedikit tertawa dan di benarkan oleh Donghae.
“ne, arasseo sun.. ah maksudku oppa” kataku sedikit salah tingkah.
“kau menempati kamar ini?” Tanya Yesung padaku.
“ne oppa”
“mereka saja sekamar” kata Yesung lagi sambil sedikit menyikut tangan Donghae.
“mworago?” Tanyaku yang tidak mengerti.
“ah, aniyo. Nanti juga kau akan tau sendiri” kata Yesung sambil tersenyum.
“Donghae oppa!!” tiba-tiba seorang yeoja berlari dan menghampiri kami, lebih tepatnya menghampiri Donghae.
“chagiya, kau sudah sampai rupanya. Bagaimana perjalananmu?” Tanya Donghae oppa dengan lembut.
“melelahkan,” kata yeoja itu sambil memutar bola matanya membuat Donghae tersenyum dan mengelus kepalanya.
“kalau begitu ayo kita masuk, kau harus langsung istirahat” kata Donghae sambil menggandeng yeoja itu dan mereka masuk ke kamarku di ikuti oleh Yesung. Tunggu, kenapa mereka masuk ke kamarku? Siapa yeoja ini?
“Haerin” tiba-tiba Hyera sudah berada di sampingku,
“kau dari mana saja sih? Aku mencarimu”
“mian, tadi aku harus menjemput temanku dari mokpo”
“temanmu?”
“ne, adiknya Leeteuk oppa yang tadi siang ku ceritakan padamu. Mian tadi aku tidak sempat pamit padamu karena tadi kau tidurnya pulas banget”
“ne, gwaenchanayo. Itu tadi mungkin dia temanmu, sudah masuk ke kamar. Bersama namjachingu nya mungkin”
“mwo? Donghae oppa? Kajja kita juga masuk, bahaya kalau di biarkan Cuma mereka berdua di kamar. Kalau ketahuan ketua asrama bisa gawat” kata Hyera sambil menarikku.
“mereka tidak Cuma berdua, ada Yesung oppa juga”
“mwo? Yesung oppa? Kenapa dia ada di sini? Dan kau sudah kenal dengannya? Di mana kenalnya?”
“kalau bertanya satu-satu. Nanti saja aku jelasin, ceritanya panjang dan ini semua gara-gara kau” kataku sambil berjalan menuju kamar dan meninggalkan Hyera yang terbingung-bingung.
“ini ya teman baru kita?” kata yeoja tadi yang bernama Haera itu saat Donghae dan Yesung sudah pergi. Dia lalu mengambil posisi duduk di dekatku.
“ne, kalian belum kenalan kan? Kenalan aja dulu” kata Hyera santai tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca.
“hai, namaku Haera, Park Haera” kata Haera sambil mengulurkan tangannya padaku. Aku sempat terkejut mendengar namanya, namanya hampir sama denganku.
“aku Haerin, Park Haerin” kataku sambil membalas uluran tangannya.
“hey, nama kita hampir sama. Senang berkenalan denganmu” kata Haera sambil tersenyum manis padaku, aku pun membalas senyuman dengan senyuman singkatku.
“oh iya, tadi kan ada Yesung oppa. Kenapa kau tidak menyapanya, pabo” kata Haera pada Hyera membuat yeoja yang sedang asik membaca buku itu menghentikan kegiatannya sejenak untuk menatap Haera dan kemudian melanjutkan aktifitas membacanya itu.
“untuk apa aku menyapanya, tidak ada yang harus di bicarakan” jawab Hyera santai.
“Cuma sekedar menyapa pabo, itu akan menjadi awal kedekatanmu dengannya. Makanya sering-seringlah menyapanya. Bagaimana sih”
“aku kan meminta bantuanmu untuk mendekatkanku dengannya”
“jadi aku yang harus mengatur semuanya?, hey kau juga harus melakukan sesuatu pabo. Jangan Cuma mengandalkanku.”
“ne, arasseo cerewet!!”
.
.
.
.
Keesokan harinya kami pergi ke sekolah bersama, Aku, Hyera, dan Haera. Entah sejak kapan kami menjadi sangat akrab, walaupun ekspresiku masih tetap saja dingin seperti biasa tapi tampaknya kedua yeoja ini sudah paham akan sifatku dan malah mereka bersikap baik padaku. Aku pun berusaha untuk menghilangkan sifatku ini yang terlihat seperti yeoja tanpa ekspresi, agar bisa menyesuaikan dengan mereka.
“Haerin, tumben hari ini kau tidak memakai jepitan rambutmu” kata Hyera yang menyadari ada sesuatu yang hilang dari rambutku. Aku pun baru menyadarinya begitu di beritahu Hyera.
“wah, sepertinya terjatuh. Jatuh di mana ya?” kataku panik.
“entahlah, mungkin jatuh saat kita lari tadi” kata Haera yang mengingat tadi kita berlari ketika masuk di pintu gerbang sekolah. Sebenarnya aku tidak ikutan, tapi tanganku di tarik Haera.
“bisa saja, ya sudah aku mau ke gerbang dulu. Siapa tau masih di sana” kataku hendak berlari meninggalkan mereka, tapi tanganku di tahan Haera.
“biarkan saja, nanti kita beli yang baru saja sebentar”
“tidak bisa, jepitan itu ada artinya untukku” kataku sambil melepaskan tangan ku dari genggaman Haera.
“jinjja?”
“ne, nanti akan ku jelaskan. Kalian duluan saja ke kelas, nanti aku menyusul kalau sudah mendapatkannya”
“arasseo, kami pergi dulu”
Aku berlari menuju gerbang sekolah. Mataku tak henti-hentinya melihat ke bawah, mencari-cari jepitan rambut yang sangat berarti untukku. Pemberian terakhir Jungsoo oppa padaku.
-Park Haerin POV end-
-Leeteuk POV-
Aku keluar dari gerbang asrama menuju sekolahku bersama ke dua orang teman sekamarku sekaligus sahabatku, Yesung dan Donghae. Sesekali kami bercanda dan tertawa bersama, tiba-tiba aku merasa menginjak sesuatu. Aku pun menganggkat kaki ku dan melihat apa yang tidak sengaja ku injak itu, sebuah jepitan rambut. Untung saja aku tidak terlalu keras menginjakknya sehingga jepitan itu tidak rusak, aku yakin seorang yeoja pasti sedang mencari ini. Aku pun berniat menyimpannya sampai aku menemukan pemiliknya.
“hey Leeteuk, ada apa?” Tanya Yesung yang menyadari jalanku terhenti.
“aku tidak sengaja menginjak ini” kataku sambil memperlihatkan jepitan itu ke mereka.
“Cuma jepitan rambut, sudahlah biarkan saja”
“tapi, pasti ada seorang yeoja yang sedang mencari ini”
“lalu? Apa kau tau orangnya?”
“ani”
“lalu bagaimana kau akan menemukan pemiliknya”
“molla, aku belum memikirkannya”
“sudahlah, ayo kita berangkat. Masalah jepitan itu nanti saja kita bicarakan lagi, sebentar lagi bel masuk” kata Donghae sambil menarik tanganku dan tangan Yesung.
Aku pun mulai berjalan lagi menuju sekolah dan menyimpan jepitan itu di saku kemejaku.
Setelah beberapa menit berjalan, kami sampai juga di sekolah. Kami masuk sambil melanjutkan candaan kami yang sempat tertunda(?) tadi. Pada saat memasuki gerbang sekolah, mataku tidak sengaja menangkap seorang yeoja yang sepertinya sedang kebingungan dan mencari sesuatu. Aku pun teringat jepitan yang tadi kutemukan, mungkin jepitan ini miliknya.
“hey, kalian duluan saja ke kelas. Nanti aku menyusul” kataku pada kedua sahabatku itu.
“memangnya kau mau kemana?”
“aku masih ada sedikit urusan. Baiklah, sampai jumpa di kelas ya” kataku sambil berlari meninggalkan mereka berdua yang masih menatapku yang sedang berlari menghampiri yeoja yang tampak kebingungan itu.
-Leeteuk POV end-
“lihatlah, sepertinya sifat playboy nya kumat lagi. Padahal sudah lama hilang” kata Yesung sambil menepuk bahu Donghae.
“tunggu, yeoja itu bukannya Haerin. Teman sekamarnya Haera” kata Donghae yang tampak sedang mengamati wajah yeoja yang sedang di tuju Leeteuk.
“iya ya, Leeteuk ada urusan apa ya dengannya?”
“molla, sudahlah. Nanti saja kita Tanya ke Leeteuk, kajja kita ke kelas” kata Donghae sambil menarik tangan Yesung.
-Leeteuk POV-
Aku pun berjalan menuju yeoja itu, tapi tampaknya dia sangat serius mencari sampai dia tidak menyadari kalau aku sudah berada di hadapannya.
“annyeong” sapaku tapi tidak mendapat respon. Dia benar-benar serius mencari. Aku pun mengeluarkan jepitan itu dari kantongku.
“apa ini punya mu?” kata ku sambil memperlihatkan jepitan itu padanya.
“ne, itu dia” kata nya sambil tersenyum menatap jepitan itu.
“jeongmal gomawo, aku sudah dari tadi mencari…” tiba-tiba senyuman yeoja itu hilang begitu menatapku. Dia menatapku tajam, sesekali dia mengucek-ngucek matanya. Aku hanya tebingung-bingung melihatnya. Tiba-tiba matanya mengeluarkan cairan bening, aku pun menjadi tambah bingung.
“hey, kau kenapa menangis?” tanyaku sambil berjalan mendekatinya tapi yeoja itu malah mundur dan sedikit menjauhiku.
“Jungsoo oppa” yeoja itu menyebutkan nama ku sangat pelan tapi bisa ku dengar. Jarang ada seorang siswa memanggilku dengan nama “Jungsoo” mereka selalu memanggilku Leeteuk.
“kau…” belum sempat aku meneruskan perkataanku dia sudah lari meninggalkan ku sambil menangis. Aku berhasil di buat sangat bingung olehnya.
“Yeoja yang aneh” gumamku.
-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar