Judul: In My Dream
Author: Rhara Amalia
Cast: Cho Kyuhyun, Park Ji Eun (OC)
Summary: bingung summarynya apa.. baca aja deh :p
AnnyeongHAEseyo.. readers setiaku.. apa kangen denganku? Hahaha.. kali ini aku bawa ff oneshoot nya Kyuhyun untuk memenuhi request dari dongsaeng q Vira.. semoga banyak yang suka ff ini.. jujur aq buat ni ff pas agie sibuk-sibuknya Ujian Kompetensi. Tapi janji harus di bayar, jadi sempat-sempatin dah buat ni ff.. semoga ceritanya gk ancur
______HAPPY READ_______
Seorang yeoja melangkah menyusuri koridor sekolahnya sambil tersenyum puas, dia adalah Park Jieun. Dia baru saja berhasil merebut peringkat pertama dari rivalnya yang sudah hampir tiga tahun menjadi saingannya.
Jalan yeoja itu tiba-tiba berhenti, dia melihat rivalnya tersebut berdiri tidak jauh dari papan pengumuman. Jieun segera menghampirinya.
“Ya! Kyuhyun, sepertinya aku sudah merebut posisimu” kata Jieun dengan nada yang terdengar seperti mengejek.
“lalu?” kata namja yang bernama Kyuhyun itu sambil memalingkan wajahnya, dia tidak ingin Jieun menatap wajahnya.
“aku hanya ingin memberi tau, barangkali kau belum mengetahuinya” kata Jieun lagi.
“aku sudah mengetahuinya” kata Kyuhyun sambil berjalan pergi meninggalkan Jieun.
“dasar sombong!” gerutu Jieun begitu melihat Kyuhyun berjalan meninggalkannya. Jieun pun kembali berjalan, dia mengambil arah yang berlawanan dengan Kyuhun. Saat dia berjalan tiba-tiba dia merasa dari arah belakangnya sangat berisik, dan orang-orang di sekitarnya juga hampir semua berlari ke arah yang sama. Jieun pun menoleh kebelakang dan melihat kerumunan siswa, karena penasaran dia pun menghampiri kerumunan siswa tersebut. Betapa terkejutnya Jieun begitu melihat Kyuhyun yang tergeletak tak sadarkan diri di tengah kerumunan tersebut.
“Kyuhyun, Kyuhyunie. Ayo bangun, kau kenapa? Kyuhyunie?” kata Jieun yang langsung meletakkan kepala Kyuhyun di pangkuannya sambil sedikit menepuk-nepuk pipi Kyuhyun dengan lembut.
“tolong, siapa saja. Tolong bawa Kyuhyun ke ruang kesehatan” kata Jieun sambil menatap para siswa yang mengerumuninya. Beberapa namja kemudian mengangkat Kyuhyun dan membawanya ke ruang kesehatan sesuai dengan pinta Jieun. Tak lupa Jieun pun mengikutinya sampai ke ruang kesehatan.
Satu jam kemudian Kyuhyun baru sadar dari pingsannya. Wajahnya sangat pucat, dan kepalanya masih terasa pusing. Dia pun memutuskan untuk tidak segera kembali ke kelas. Dia menatap ke sekelilingnya, dan menemukan seorang yeoja yang sedang tertidur di samping ranjangnya. Yeoja itu adalah Jieun, Kyuhyun tersenyum melihatnya. Baru saja dia bermaksud untuk mengelus kepala Jieun, mata Jieun sudah terbuka membuat Kyuhyun menarik tangannya dengan cepat.
“kau sudah sadar?” kata Jieun sambil sedikit menguap.
“kau tidak punya mata ya? Kenapa masih bertanya lagi” kata Kyuhyun dengan ketus.
“ishh, kau ini” kata Jieun kesal.
“untuk apa kau di sini? Ah~ aku tau, kau khawatir denganku kan? Makanya kau di sini terus ingin memastikan aku baik-baik saja. Benarkan?” goda Kyuhyun.
“si..siapa bilang? Dasar narsis, aku hanya sedang tidak enak badan untuk ikut olahraga hari ini. Jadi aku ke sini untuk istirahat” bantah Jieun cepat.
“kalau begitu kenapa kau malah duduk di samping ranjangku? Di sebelahmu kan masih ada ranjang kosong” kata Kyuhyun sambil melirik ke arah ranjang kosong yang di maksudkannya. Jieun menoleh ke arah ranjang itu dan segera berdiri lalu berbaring di ranjang itu.
“aku hanya ingin melihatmu saja, aku tidak menyangka kalau akan tertidur disitu” kata Jieun sambil berbaring membelakangi Kyuhyun.
“ya sudah kalau masih tidak mau mengakuinya” kata Kyuhyun sambil tersenyum menahan tawa.
“apa yang harus ku akui hah?” kata Jieun yang berbalik dan menatap Kyuhyun membuat senyum Kyuhyun hilang seketika.
“kau menyukaiku kan?” tanya Kyuhyun santai.
“tentu saja tidak, pabo. Dasar narsis” kata Jieun yang kembali membelakangi Kyuhyun.
“hmmm.. mengenai peringkat satu itu, asal kau tau saja ya, itu hadiahku untukmu. Aku tau kau sangat menginginkan itu makanya ku hadiahkan saja, aku kasihan padamu” kata-kata Kyuhyun itu membuat Jieun sekali lagi berbalik menatapnya serius, beberapa saat kemudian Jieun bangkit dari ranjang itu kemudian berjalan keluar dari ruang kesehatan.
“kau memang menyebalkan, Cho Kyuhyun!” kata Jieun sebelum dia menutup pintu dan benar-benar keluar dari ruangan itu.
“apa-apaan dia itu, apa maksudnya berkata seperti itu? Hadiah? Huh! Gomawo, tapi sekarang aku sama sekali tidak menginginkannya lagi” gerutu Jieun sambil berjalan kembali ke kelasnya.
Pulang sekolah adalah saat yang sangat di tunggu-tunggu oleh seluruh siswa, begitu juga dengan siswa di Everlasting High School. Begitu bel menandakan jam pelajaran berakhir semua siswa segera berhamburan keluar kelas, ada yang buru-buru pulang ada juga yang masih mengobrol dengan teman-temannya. Jieun keluar dari kelas bersama dengan temannya, mereka mengobrol sambil berjalan menuju gerbang sekolah. Jalan Jieun terhenti begitu melihat Kyuhyun yang sedang berjalan masuk ke mobilnya dengan tubuhnya yang masih lemah, dia di bantu oleh Ibunya. Di dalam hati Jieun ada rasa khawatir, dia ingin sekali membantu Kyuhyun tapi dia takut Kyuhyun menolak bantuannya.
“tadi Kyuhyun kelihatan lemah banget ya” kata teman Jieun begitu sampai ke rumah yang di tempati bersama temannya itu.
“begitulah, kenapa dia sampai seperti itu ya?” kata Jieun sambil mengambil air dari dalam lemari es dan meminumnya.
“mana ku tahu, kan kau teman dekatnya” kata temannya itu yang kemudian menyenggol tangan Jieun membuat Jieun menghentikan aktivitas minumnya.
“teman dekat katamu? Hah! Kau tidak bisa melihat ya? Aku kalau bersamanya selalu saja kesal dan ujung-ujungnya bakalan bertengkar” kata Jieun yang meletakkan gelasnya ke meja makan dengan agak keras.
“kalian terlalu sibuk untuk bertengkar, apa kau tidak menyadarinya? Hanya kau yang sering berbicara dengannya setiap hari, yah walaupun hanya ada pertengkaran tapi apa kau tidak melihat kalau selain kau anak-anak di kelas hanya berbicara seperlunya saja padanya. Kata mereka Kyuhyun terlalu dingin” jelas temannya panjang lebar.
“akupun sama dengan kalian, berbicara seperlunya saja padanya” jawab Jieun sambil berjalan menuju kamarnya.
“berbicara seperlunya tapi akan menjadi pembicaraan yang sangat panjang dan akhirnya akan bertengkar” kata temannya itu sambil tertawa kecil.
“sudahlah, aku mau tidur dulu” kata Jieun sambil menutup pintu kamarnya.
“hati-hati, nanti Kyuhyun muncul di mimpimu. Nanti kalian bertengkar lagi di mimpimu” goda temannya sambil kembali tertawa kecil.
“hah! Kyuhyun muncul di mimpiku? Boleh saja, asal ujungnya jangan bertengkar. Aku capek” kata Jieun sambil mengganti seragam sekolahnya dengan baju rumahnya dan kemudian naik ke tempat tidur dan memejamkan matanya.
Jendela kamar Jieun di ketuk seseorang ketika Jieun baru saja selesai mandi, dengan rasa penasaran Jieun membukanya secara perlahan. Begitu jendelanya sudah terbuka lebar seorang namja menampakkan dirinya ke Jieun. Jieun yang sudah sangat akrab dengan wajah namja itu kaget dan refleks meneriakkan namanya.
“Kyuhyun!!” pekik Jieun.
“boleh keluar sebentar? Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu” kata Kyuhyun sambil tersenyum lembut.
“eh? Bicara? Ba..baiklah” jawab Jieun sambil memasang wajah bingung dan tidak percaya. Di dalam kepalanya di penuhi banyak pertanyaan.
“Kyuhyun, untuk apa dia ke rumahku? Lewat jendela pula, dan apa yang ingin di bicarakan denganku?” batin Jieun, dia bertanya entah pada siapa di dalam batinnya. Begitu Jieun sampai di luar rumahnya, Kyuhyun lalu menariknya dan membawa Jieun ke sebuah taman.
“Kyu, buat apa kita ke sini? Dan kau mau bicara apa padaku?” tanya Jieun sedikit ketus. Kyuhyun tersenyum padanya dan menyuruh Jieun duduk, Jieun hanya menurutinya sambil memandang Kyuhyun heran.
“aku ingin mengucapkan CHUKKAE untukmu” Kyuhyun duduk di samping Jieun dan tersenyum lembut.
“Chukkae? Untuk apa?” Jieun masih saja melemparkan pertanyaan pada Kyuhyun.
“untuk kerja kerasmu, akhirnya kau bisa juga merebut peringkat satu itu dariku” jawab Kyuhyun lembut. Mendengar itu, Jieun mengangkat sebelah alisnya tanda dia tidak mengerti. Jieun tidak mengerti dengan perubahan sikap Kyuhyun secepat ini, baru saja tadi di sekolah Kyuhyun membuat Jieun kesal dengan kata-katanya sekarang dia malah membuat dada Jieun sedikit berdebar mendengar kata-kata dan melihat senyumnya yang lembut.
“tapi tadi di sekolah kau bilang kalau kau sengaja mengalah, dan menghadiahkan ini untukku. Itu membuat semangatku turun, kau benar-benar menyebalkan Kyu” kata Jieun cemberut.
“itu ya? Aku Cuma bercanda, jangan menganggap itu serius ya” kata Kyuhyun sambil mengacak-acak rambut Jieun.
“Kyu, jangan acak-acak rambutku donk” kata Jieun sambil memperbaiki rambutnya.
“ne, mianhaeyo. Sini ku rapikan” Kyuhyun merapikan kembali rambut Jieun dengan lembut. Walaupun rambut Jieun sudah rapi tapi tangan Kyuhyun tidak juga lepas dari kepala Jieun, bahkan sekarang Kyuhyun mengelus-elus kepala Jieun dengan lembut. Jieun yang senang di buat seperti itu oleh Kyuhyun perlahan-lahan menyandarkan kepalanya ke bahu Kyuhyun.
“coba kalau kau baik seperti ini saat di sekolah” cibir Jieun, dan Kyuhyun hanya tersenyum.
“hey, Jieun. Ayo bangun, sudah malam. Apa kau tidak ingin mandi dan makan malam?” tiba-tiba Jieun seperti mendengar suara temannya. Dia mencari-cari keberadaan temannya tapi dia tidak menemukannya. Tiba-tiba Jieun terbangun dan sadar bahwa yang tadi adalah mimpi.
“kau tidurnya lama sekali, mimpi apa sih” tanya temannya begitu Jieun sudah bangun dari tidurnya.
“mimpi?” mendengar kata mimpi Jieun teringat pada mimpinya. Jieun lalu tersenyum-senyum sendiri.
“hey, malah senyam-senyum sendiri. Mimpi apa sih? Cerita donk”
“rahasia” jawab Jieun sambil sedikit mengeluarkan lidahnya.
“pasti Kyuhyun muncul di mimpimu, makanya kau tidak mau cerita” kata temannya asal.
“ti… tidak kok. Siapa yang mimpiin dia. Sudah sana keluar, aku mau mandi dulu” kata Jieun sambil mendorong temannya sampai keluar dari kamarnya, dia lalu menutup pintu kamarnya dan bersandar di pintu tersebut.
“Kyuhyun, jadi tadi itu Cuma mimpi?! Pantas saja kau sangat aneh, tapi aku senang. Seandainya kau seperti itu juga di kehidupan nyata” batin Jieun sambil tersenyum mengingat apa yang di lakukan Kyuhyun dan dirinya di mimpinya itu.
“selamat pagi” sapa Jieun begitu masuk ke kelasnya dan di jawab oleh beberapa orang temannya. Begitu Jieun meletakkan tasnya di tempat duduknya dia menoleh ke arah tempat duduknya Kyuhyun yang masih kosong di karenakan pemiliknya tidak berada di tempat.
“jam segini dia belum datang?! Tumben” batin Jieun. Tiba-tiba Jieun di hampiri temannya.
“mungkin dia tidak akan masuk sekolah hari ini” kata temannya itu membuyarkan konsentrasi Jieun yang sedang memikirkan Kyuhyun sambil menatap tempat duduknya.
“eh, siapa maksudmu?” tanya Jieun tidak mengerti karena sebenarnya dia tidak memperhatikan apa yang di katakan temannya itu.
“yah siapa lagi kalo bukan Kyuhyun, kau lihat sendiri kan kemaren untuk berjalan saja dia sangat lemah” Jieun membenarkan perkataan temannya itu dalam hati. Rasa khawatir terselip di dalam hatinya, dia berharap Kyuhyun baik-baik saja.
Jieun tidak beranjak dari tempat duduknya begitu bel tanda istirahat di bunyikan. Hari ini entah kenapa dia merasa malas untuk melakukan apapun. Tiba-tiba teman serumahnya meneriakkan namanya dari depan kelas membuat Jieun yang sedang bermalas-malasan itu kaget dan langsung melihat ke temannya itu. Begitu melihat Jieun, temannya tersebut langsung lari menghampiri Jieun.
“Jieun.. Kyuhyun,… Kyuhyun..” kata temannya itu terputus-putus.
“Kau kenapa sih? Ada apa dengan Kyuhyun? Nafasmu di atur dulu, setelah itu baru ngomong” kata Jieun sedikit kesal.
“Kyuhyun masuk rumah sakit, dari kemarin sore” kata temannya itu begitu nafasnya sudah kembali normal.
“mwo? Lalu sekarang dia bagaimana? Apa masih di rumah sakit atau sudah kembali?” kata Jieun, nada khawatirnya terdengar jelas.
“molla. Hey, ada apa denganmu? Tampaknya kau sangat mengkhawatirkannya” goda temannya itu membuat Jieun langsung salah tingkah.
“eh.. a..aniyo.. a..aku kan Cuma nanya doank” Jieun mencoba membela dirinya.
“tapi nadanya seperti seorang yeoja yang khawatir pada namjachingunya loh”
“aniiii.. tidak seperti yang kau pikirkan. Lagian berita ini kau dapat dari mana sih?” Jieun mencoba mengalihkan temannya itu.
“aku hanya dapat kabar dari adik kelas. Adik-adik kelas kita kan kebanyakan pada mengidolakan Kyuhyun”
“oh, arasseo” jawab Jieun lemas.
“kenapa lemas Jieun? Oh, karena Kyuhyun tidak masuk hari ini ya?” temannya mulai menggodanya lagi.
“diam kau! Sudah sana pergi, aku mau tidur” kata Jieun sambil mendorong temannya itu untuk meninggalkannya sendiri.
Jieun terus saja memikirkan Kyuhyun, bahkan dia tidak fokus lagi ke pelajaran. Seharian itu dia selalu saja memikirkan Kyuhyun, rasa khawatir belum juga meninggalkannya. Jieun tidak memungkiri perasaannya pada Kyuhyun, karena sebenarnya perasaan itu sudah dia rasakan sejak kelas 1. Dia menyukainya, menyukai Cho Kyuhyun.
Jam menunjukkan pukul 12 malam, tapi rasa mengantuk sama sekali tidak menghampiri Jieun. Di kepalanya masih ada Kyuhyun. Di dalam hatinya dia menerka-nerka keadaan Kyuhyun, kadang-kadang dia akan menyebut nama Kyuhyun dengan suara yang hanya dapat di dengar oleh dirinya sendiri.
“Kyuhyun, kau baik-baik saja kan? Kau sakit apa sampai harus masuk rumah sakit?” Jieun berbicara sendiri sambil membayangkan Kyuhyun ada di depannya.
“benar juga, kenapa aku tidak mencoba untuk tidur saja. Jadi kau bisa masuk ke mimpiku dan menjelaskan semuanya padaku” kata Jieun semangat dan dia segera berbaring dan menarik selimutnya.
“aku harap kau hadir dalam mimpiku lagi. Please, jangan buat aku khawatir lagi” Jieun menutup matanya sambil terus berharap Kyuhyun akan datang ke mimpinya.
Sinar matahari mulai menyapa Jieun yang sedang tertidur pulas itu. Mata Jieun yang masih terasa sangat berat itu terpaksa harus terbuka. Begitu dia menoleh ke arah jam di kamarnya dia langsung bergegas mandi dan siap-siap ke sekolah.
“kenapa tidak ada yang membangunkanku, hampir telat nih” gerutu Jieun sambil memakai sepatunya, begitu selesai dia langsung berlari menuju sekolahnya berharap dia belum terlambat.
Jieun beruntung gerbang sekolahnya belum sepenuhnya di kunci, Jieun langsung bergegas berlari menuju kelasnya setelah memohon-mohon pada penjaga sekolah untuk tidak menguncinya. Begitu dia sampai di kelas, kelas dalam keadaan riuh Karena guru yang pengajar belum masuk. Jieun benar-benar beruntung kali ini.
“Hey, Nana. Kenapa kau tidak membangunkanku, pabo!” gerutu Jieun pada teman sekelasnya yang sekaligus teman serumahnya.
“siapa yang tidak membangunkanmu? Aku sudah dua kali membangunkanmu, tapi kau hanya menarik selimutmu dan kembali tidur” jawab temannya sambil menunjukkan wajah yang tidak kalah kesalnya dari pada Jieun.
“Jinjja?” Jieun tidak percaya dengan pengakuan temannya itu.
“dasar tukang tidur” tiba-tiba suara seorang namja memotong pembicaraan kedua yeoja yang sedang berdebat itu. Suara namja itu sangat di kenal Jieun, refleks Jieun langsung menoleh ke arah namja itu.
“Kyuhyun!” pekik Jieun begitu yang di lihatnya itu adalah Kyuhyun.
“ada apa? Kenapa berteriak sepeti itu?” kata Kyuhyun santai.
“a.. aniya” perkataan Kyuhyun tadi cukup membuat Jieun salah tingkah, Jieun langsung berbalik dan tidak menatap Kyuhyun lagi. Dia tidak ingin Kyuhyun melihat wajahnya yang memerah.
“dia masuk sekolah! Berarti dia tidak apa-apa, syukurlah. Eh, tapi. Semalam sepertinya aku tidak memimpikannya, tapi sudahlah yang penting dia sudah sekolah lagi” batin Jieun. Di dalam hatinya dia sangat gembira melihat Kyuhyun dalam keadaan sehat dan sudah masuk sekolah lagi walaupun wajahnya masih kelihatan pucat.
Ujian akhir sudah semakin dekat, persaingan antar siswa makin terlihat. Begitu halnya dengan Jieun dan Kyuhyun. Mereka sama-sama bersaing untuk lulus dengan nilai paling tinggi di sekolah. Tapi Jieun melihat kejanggalan pada Kyuhyun, tubuh Kyuhyun makin hari semakin kurus saja. Wajahnya juga selalu pucat, Jieun hampir tidak pernah melihat wajah Kyuhyun yang merona seperti dulu. Itu membuat Jieun semakin khawatir dengan keadaan Kyuhyun, dia ingin tau apa yang terjadi dengan Kyuhyun. Kenapa dia semakin hari terlihat semakin lemah. Tapi dia mengurung semua itu, dia tidak ingin Kyuhyun tau tentang perasaannya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Kini siswa siswa kelas 3 di Everlasting High School sudah selesai dari berbagai ujian yang harus mereka ikuti. Kini mereka tinggal menunggu hasil akhirnya saja, apakah mereka akan lulus atau tidak lulus.
Sudah beberapa hari ini Jieun tidak bertemu dengan Kyuhyun. Jieun hampir setiap hari pergi ke sekolahnya hanya untuk melihat Kyuhyun, melihat keadaan Kyuhyun. Tapi Kyuhyun tidak pernah kelihatan di sekolah, Jieun semakin khawatir.
Jieun baru saja keluar dari kamarnya untuk makan siang begitu pintu rumahnya di ketuk. Jieun pun langsung membukanya dan dia sangat terkejut melihat Kyuhyun dengan senyum lembutnya berdiri di depan pintu.
“Kyu.. Kyuhyun!!” pekik Jieun tidak percaya.
“Jieun, kau punya waktu? Temani aku jalan-jalan ya” kata Kyuhyun yang langsung menarik tangan Jieun.
“kita mau kemana Kyu?” tanya Jieun yang merasa mereka sudah terlalu lama berjalan dan belum sampai juga di tempat yang di maksud Kyuhyun.
“sampai” kata Kyuhyun begitu mereka sampai di sebuah danau. Jieun terpaku melihatnya. Danau yang sangat indah, pikir Jieun. Kyuhyun tersenyum melihat ekspresi Jieun yang sedari tadi melihat sekelilingnya.
“indah bukan?” kata Kyuhyun membuat Jieun sadar kalau Kyuhyun masih di sampingnya.
“ne, Indah sekali Kyu. Kau menemukan tempat ini sejak kapan?”
“ini tempat bermainku ketika kecil. Kau tau aku pernah hampir tenggalam di danau ini” Kata Kyuhyun sambil menarik Jieun untuk duduk di tepi danau.
“Jinjja? Untung saja kau selamat” kata Jieun sambil tersenyum.
“aku harus selamat. Karena aku ingin membawa orang yang sangat ku sayangi di sini, tempat di mana aku bermain dan hanya di temani danau dan ilalang” kata Kyuhyun sambil menatap langit, menerawang ke masa kecilnya.
“kau kesepian?” mendengar pertanyaan Jieun, Kyuhyun menatapnya lalu tersenyum.
“begitulah. Dari kecil hingga sekarang aku tidak punya teman” kata Kyuhyun yang kembali menatap langit.
“lalu aku? kau menganggapku apa? Rival? Musuh?” Jieun sedikit kesal dengan perkataan Kyuhyun tadi, dia merasa tidak di anggap oleh Kyuhyun.
“kau? Apa ya? Menurutmu aku menganggapmu apa?” Kyuhyun malah melemparkan pertanyaan lagi ke Jieun.
“aku kan sedang bertanya, kenapa kau jawab dengan pertanyaan juga” kata Jieun yang kemudian memalingkan wajahnya. Jieun kesal dengan jawaban Kyuhyun yang malah balik bertanya. Tiba-tiba Jieun merasa tangannya di genggam oleh Kyuhyun, Jieun pun menoleh ke Kyuhyun dan mendapati tatapan lembut Kyuhyun yang langsung menatap matanya. Wajah Jieun langsung memerah, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia tidak menyangka Kyuhyun akan berbuat seperti ini.
“kau ingat kata-kataku tadi?”
“ka…kata-kata yang mana Kyu?” tanya Jieun sedikit tergagap.
“aku ingin membawa orang yang sangat ku sayangi di sini, dan kau satu-satunya orang yang aku bawa ke sini” jantung Jieun semakin berdetak cepat begitu mendengar kata-kata Kyuhyun tadi. Jieun tidak menyangka perasaannya ke Kyuhyun akan terbalas.
“kau menyayangiku? Bukankah kau membenciku? Kita selalu bertengkar, saling mengejek. Aku pikir kau tidak menyukaiku” mendengar itu Kyuhyun tersenyum.
“bukankah itu sudah kita lakukan sejak kelas 1? Aku pikir kau yang membenciku, kau selalu saja mengatakan bahwa aku itu menyebalkan. Tapi meskipun begitu perasaan ini sudah ada semenjak kita kelas 1. Aku selalu memendamnya dan tidak ingin kau tau, makanya aku selalu bertindak menyebalkan di depanmu. Yeoja yang bisa membuat konsentrasi belajarku hilang hanya kau, Park Jieun” jelas Kyuhyun panjang lebar.
“jeongmal? Kau tidak sedang tidak bercanda kan Kyu?” Jieun masih ragu dengan penjelasan Kyuhyun itu. Kyuhyun yang menyadari keraguan Jieun itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, lalu dia memasangkannya di jari manis Jieun. Sebuah cincin kini terlingkar manis di jari Jieun.
“aku tidak akan melakukan ini kalau aku hanya bercanda, aku ingin kau jadi pendampingku. Aku ingin mengikatmu menjadi milikku, sampai kau menjadi nyonya Cho nanti. Sampai cincin ini berganti menjadi cincin pernikahan kita” Jieun meneteskan airmatanya, dia sangat terharu dengan semua yang di lakukan Kyuhyun. Dia tidak menyangka yang dia dapatkan lebih dari apa yang dia harapkan.
“kenapa kau menangis Jieun? Kau tidak menyukainya?” senyum Kyuhyun hilang begitu melihat airmata Jieun.
“aniyo, Kyu. Aku sangat terharu dengan semua ini. Ini semua lebih dari apa yang aku harapkan. Kau tau, akupun punya perasaan yang sama denganmu. Aku hanya mengharapkan kau tau perasaanku, itu saja. Aku sama sekali tidak menyangka kau menginginkanku menjadi pendampingmu selamanya. Itu semua membuatku terharu, Kyu” mendengar penjelasan Jieun, Kyuhyun tersenyum dan menghapus airmata Jieun. Dia lalu memeluknya dengan sangat erat.
“tapi ada satu yang membuatku cemas” kata Kyuhyun disela-sela pelukannya.
“apa itu Kyu?” kata Jieun yang melepaskan pelukannya dan menatap Kyuhyun.
“apa kau akan menerimaku apa adanya?” kata Kyuhyun, raut wajahnya berubah menjadi sedih membuat Jieun tidak mengerti.
“tentu saja, memangnya ada apa Kyu? Kenapa kau bertanya seperti itu?”
“nanti juga kau akan tau sendiri. Begitu kau tau, aku ingin kau menepati janjimu untuk tetap berada di sampingku” kata Kyuhyun sambil tersenyum kecut. Tiba-tiba Jieun seperti mendengar suara pintu yang di ketuk dan juga suara yang memanggil-manggil namanya. Jieun kemudian terbangun dan sadar bahwa yang tadi di alaminya hanya mimpi. Mimpi yang terasa nyata.
“Jieun, ada yang mencarimu” suara temannya dari depan pintu kamarnya membuat dia tersadar dari lamunan tentang mimpinya itu. Jieun lalu membuka pintu kamarnya dan menemui temannya itu.
“siapa yang mencariku?” tanya Jieun pada temannya yang membangunkannya itu.
“molla, seorang ahjumma dan seorang yeoja cantik” kata temannya sambil berlalu dari hadapan Jieun. Jieun pun pergi menemui tamunya dengan perasaan yang masih bingung. Untuk apa seorang ahjumma mencarinya, pikir Jieun.
“annyeonghaseyo” sapa Jieun begitu masuk di ruang tamu menemui tamunya itu.
“annyeonghaseyo, apa kau yang bernama Park Jieun?” tanya seorang ahjumma.
“ne, Park Jieun imnida. Mianhae, ahjumma tau dari mana namaku?” tanya Jieun sopan.
“kami sudah lama mencarimu, baru kali ini bisa menemukanmu. Ada yang ingin kami bicarakan padamu” kata ahjumma itu sambil tersenyum.
“kau teman dekatnya Kyuhyun kan?” tanya seorang yeoja yang tampaknya datang bersama ahjumma itu. Jieun terkejut mendengar pertanyaan yeoja itu, siapa yang memberitahu yeoja ini kalau dia adalah teman dekat Kyuhyuh padahal kenyataannya sebaliknya. Jieun hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari yeoja itu, dia berharap itu cukup menjadi sebuah jawaban.
“kau pasti kaget kenapa aku tau. Kyuhyun menceritakan semuanya padaku. Dia selalu saja menceritakan apapun padaku, bahkan tentang perasaannya padamu” penjelasan yeoja itu kembali membuat Jieun terkejut. Dalam hati Jieun bertanya-tanya, siapa yeoja ini sebenarnya. Kenapa Kyuhyun sangat terbuka padanya, dan dia punya hubungan apa dengan Kyuhyun.
“Ahra, tampaknya Jieun bingung dengan penjelasanmu. Kita kan belum memperkenalkan diri” kata ahjumma itu pada yeoja itu membuat yeoja itu tersenyum.
“benar juga, aku sampai lupa. Joneun Cho Ahra imnida, aku nonnanya Kyuhyun. Dan ini eommanya Kyuhyun” kata yeoja yang bernama Ahra itu sambil tersenyum.
“nonnanya Kyuhyun dan eommanya Kyuhyun?” tanya Jieun yang masih tidak percaya. Untuk apa nonna dan eommanya Kyuhyun datang mencarinya. Dan kenapa pula Kyuhyun menceritakan hal-hal yang sama sekali bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya bahwa mereka sering bertengkar. Benak Jieun di penuhi banyak pertanyaan.
“ne. Kami ingin membicarakan sesuatu padamu. Ini tentang Kyuhyun” wajah Ahra tiba-tiba berubah menjadi sedih, itu membuat Jieun semakin bertanya-tanya.
“tentang Kyuhyun? Ada apa dengannya?” tanya Jieun tidak sabar.
“sudah hampir sebulan ini dia terbaring di rumah sakit. Dia koma” airmata Jieun jatuh begitu mendengar penjelasan Ahra. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang selama ini dicari ternyata terbaring koma di rumah sakit. Airmata Jieun tak henti-hentinya mengalir, baru saja dia bertemu Kyuhyun yang segar bugar di mimpinya kini dia harus menerima kabar kalau orang yang sangat dicintainya itu terbaring koma di rumah sakit.
“ba.. bagaimana keadaannya sekarang eonnie? Apa dia akan segera sadar?” tanya Jieun sambil tak henti-hentinya mengeluarkan airmata.
“molla. Dokter pun belum bisa memperkirakannya. Dokter hanya member saran pada kami untuk membawa orang yang paling di inginkan Kyuhyun ada di sampingnya untuk menemaninya di rumah sakit. Kami ingin minta tolong padamu, bisa kah kau menemaninya di rumah sakit? Saat ini kau adalah orang yang sangat di inginkan Kyuhyun untuk ada di sampingnya. Dia pernah bilang padaku bahwa dia ingin menjadikanmu pendampingnya selamanya. Jadi kami sangat mengharapkan kau bisa membantu” jelas Ahra dan di sambut anggukan cepat Jieun.
“aku mau eonni. Aku mau menjaganya, aku mau berada terus di sampingnya sampai dia sadar nanti” Jieun mengatakan kesungguhannya. Mendengar perkataan Jieun, Ahra dan eommanya tersenyum lega. Jieun sedikit bingung, kenapa apa yang ada di mimpinya bisa menjadi kenyataan. Kyuhyun menginginkannya menjadi pendampingnya selamanya, persis apa yang ada di mimpinya Jieun.
“Ghamsahamnida Jieun. Jeongmal ghamsahamnida” eomma Kyuhyun berterima kasih sambil menggenggam tangan Jieun.
“cheonmaneyo, ahjumma. Kapan aku bisa menjaga Kyuhyun?”
“lebih cepat lebih baik”
“bagaimana kalau mulai hari ini?” saran Jieun dan langsung mendapat respon positif dari Ahra dan eommanya.
Jieun memasuki kamar tempat Kyuhyun di rawat. Di sana terbaring Kyuhyun dengan banyak alat yang di pasang di tubuhnya, itu membuat Jieun sedih melihatnya. Jieun lalu menghampiri Kyuhyun yang sedang terbaring lemah itu, dia mengelus wajah Kyuhyun. Airmatanya jatuh lagi, dia tidak tahan melihat Kyuhyun seperti itu.
“Kyu, aku di sini sekarang. Apa ini yang kau maksud di mimpiku? Aku akan menepati janjiku Kyu, aku akan terus ada di sampingmu sampai kau sadar nanti. Cepatlah sadar Kyu, aku merindukanmu” bisik Jieun di telinga Kyuhyun, dia berharap Kyuhyun dapat mendengarnya. Jieun menggenggam tangan Kyuhyun, tapi dia merasakan Kyuhyun seperti sedang menggenggam sesuatu. Jieun pun membuka tangan Kyuhyun dan betapa terkejutnya dia begitu dia melihat apa yang di genggam Kyuhyun, itu adalah cincin yang di pakaikan Kyuhyun di jarinya pada mimpinya. Jieun lalu mengambil cincin itu dan memakainya di jari manisnya.
“Kyu, sekarang cincin itu sudah ku pakai. Ini bukti bahwa aku menepati janjiku” kata Jieun sambil memperlihatkan cincin itu ke Kyuhyun seakan-akan Kyuhyun bisa melihatnya.
Tiga bulan berlalu, Kyuhyun belum juga sadar. Dokter mengatakan kemungkinan Kyuhyun untuk sadar kembali sangat tipis. Begitu mendengarnya Jieun sangat sedih, tidak henti-hentinya dia berdoa demi kesembuhan Kyuhyun. Dia bahkan tidak ingin pulang ke rumahnya, dia ingin berada di samping Kyuhyun terus. Setiap hari dia mengajak Kyuhyun berbicara walaupun dia tau tidak akan respon dari Kyuhyun.
“Jieun, mianhae. Kami sudah terlalu banyak menyita waktumu, bahkan kami sudah membuatmu mengambil keputusan untuk menunda kuliahmu” kata ibunya Kyuhyun.
“gwaenchanayo, ahjumma. Ini memang keinginanku, dan sudah keputusanku. Tidak usah merasa bersalah, ahjumma” kata Jieun sambil tersenyum.
“lebih baik sekarang kau lanjutkan saja hidupmu yang terhambat gara-gara kami. Kemungkinan Kyuhyun sadar juga sangat tipis. Ini akan membuatmu menyesal suatu hari nanti” ibunya Kyuhyun menatap anaknya sedih, mendengar perkataan ibunya Kyuhyun, Jieun terkejut dan segera membantahnya.
“tidak, aku akan di sini terus. Aku yakin Kyuhyun akan sadar, aku yakin Tuhan pasti mendengar doaku. Tidak pernah akan ada penyesalan untukku mengambil keputusan ini. Kita harus percaya Kyuhyun akan sadar kembali” Jieun meyakinkan ibunya Kyuhyun untuk tidak cepat menyerah.
“aku sangat lelah melihat Kyuhyun seperti ini. Aku sangat merindukan senyumannya, tawanya, bahkan teriakkannya di tengah malam jika dia kalah main game kesukaannya. Rumah sangat sepi tanpa dia, aku ingin anakku kembali. Tapi kata-kata dokter mematahkan semangatku. Aku ingin aku yang lebih dulu meninggal di banding dirinya. Kyuhyun, ayo bangun. Eomma merindukanmu. Tersenyumlah untuk eomma Kyu, eomma sangat merindukan itu. Kyu~~” ibu Kyuhyun menangis tersedu-sedu di samping Kyuhyun yang masih saja tidak sadarkan diri. Jieun yang juga ikut terharu itu memeluk ibu Kyuhyun dan mencoba menenangkannya.
“ahjumma, percayalah. Kyuhyun pasti akan sadar, dia pasti akan sembuh. Dia akan tersenyum untukmu lagi, ahjumma. Percayalah itu akan terjadi” Jieun mencoba menenangkan ibunya Kyuhyun.
Ibunya Kyuhyun sudah tertidur di sofa yang tersedia di kamar rawat Kyuhyun itu. Wanita paruh baya itu sangat tersiksa melihat anaknya yang tak kunjung membuka matanya. Untuk Jieun, dia tidak akan pernah merasa bosan menunggu Kyuhyun sadar. Membuka matanya dan mengembangkan senyumnya lagi.
“Kyu, entah sudah berapa banyak airmata yang sudah ku keluarkan untukmu. Hari ini, bahkan eomma saja sudah merasa lelah. Tapi aku tidak akan pernah lelah dan bosan menunggumu di sini. Kyu, kami merindukan senyumanmu walaupun aku hanya pernah melihat senyummu di mimpiku” Jieun mulai mengajak Kyuhyun untuk mengobrol lagi, airmatanya sudah mulai membasahi pipinya.
“haru e hanbeon man neol… saenggakhae… deo isangeun andwae….. akkyeo dul geoya” Jieun mulai bernyanyi di sela-sela tangisnya, dia mengenggam tangan Kyuhyun erat dan terus bernyanyi hingga dia tertidur.
Jieun berjalan sambil memikirkan Kyuhyun, dia tidak memikirkan arahnya berjalan. Dia mengikuti kata hatinya untuk terus berjalan. Langkah kakinya mengantarkan dia di danau dimana Kyuhyun menceritakkan semua perasaannya padanya. Jieun mulai menangis lagi, dia tidak kuasa menahan kerinduannya pada Kyuhyun. Tiba-tiba mata Jieun menangkap sosok namja yang sedang dia tangisi itu, Kyuhyun sedang duduk di tepi danau. Dengan sedikit ragu-ragu Jieun mendekati namja itu, dan benar namja itu adalah Kyuhyun.
“kau sudah datang rupanya” Kyuhyun tampaknya menyadari kehadiran Jieun, dia lalu menyuruh Jieun duduk di sampingnya.
“kau tau aku akan ke sini?”
“tentu saja” Kyuhyun tersenyum lembut.
“Kyu, eomma…”
“ssstt.. aku tau itu” Kyuhyun memotong kata-kata Jieun. Kemudian dia merangkul Jieun dan memeluknya.
“gomawoyo Jieun, kau sudah menepati janjimu. Bahkan pada saat semua sudah menyerah kau masih yakin padaku” Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menatap Jieun lembut.
“Jieun, ayo kita menikah” mendengar itu Jieun langsung terkejut, dia lalu mendorong pelan tangan Kyuhyun.
“jangan bercanda Kyu”
“aku serius, ini janjiku. Kau sudah berjanji padaku dan menepatinya, sekarang giliranku yang berjanji dan aku yakin aku akan menepatinya. Kau percaya padaku kan?”
“baiklah, aku percaya padamu. Aku akan menunggu kau menepati janji itu” kata Jieun sambil tersenyum, Kyuhyun kembali memeluk Jieun. Jieun lalu merasakan kepalanya di elus-elus, tapi itu membuat Jieun harus membuka matanya dan membuat dirinya sadar bahwa yang tadi itu hanya mimpi. Tapi dia sangat terkejut melihat siapa yang mengelus-elus kepalanya dan membuat dia terbangun itu, Kyuhyun sudah sadar dan dia yang melakukan itu.
“Kyuhyun!! Kau sudah sadar?!! Dokter.. Dokter.. Ahjumma.. ahjumma.. Kyuhyun sudah sadar” teriak Jieun begitu tau Kyuhyun sudah sadar.
Sepasang kekasih duduk di tepi sebuah danau yang di kelilingi ilalang dan bunga-bunga yang membuat danau itu tampak indah. Mereka adalah Kyuhyun dan Jieun, Jieun menyandarkan kepalanya di bahu Kyuhyun sedangkan Kyuhyun merangkul Jieun sambil menggenggam tangannya erat.
“aku pikir danau ini hanya ada di mimpiku” kata Jieun tiba-tiba.
“kau pernah bermimpi ke sini?” tanya Kyuhyun dan langsung di sambut anggukan dari Jieun.
“aku selalu bermimpi ada di sini bersamamu, kita saling membuat janji. Di mimpiku kau menjanjikan sesuatu untukku, dan aku akan menunggumu menepatinya”
“jinjja? Aku rasa aku juga pernah bermimpi seperti itu juga di tidur panjangku, tapi janji apa itu? Aku lupa” Kyuhyun pura-pura lupa akan janjinya. Jieun lalu menatap Kyuhyun serius.
“kau berjanji untuk mengajakku menikah” kata Jieun sambil tersenyum.
“jinjja? Aku berjanji seperti itu? Hmmm.. sepertinya di mimpiku tidak seperti itu” Kyuhyun masih berpura-pura.
“ya sudah, aku tidak akan menunggumu untuk menepati janjimu itu lagi. Begitu ada yang melamarku aku akan langsung menerimanya” Jieun melipat tangannya dan menampakkan wajahnya yang cemberut, melihat tingkah kekasihnya itu membuat Kyuhyun tertawa.
“kau menyebalkan, Kyu” kata Jieun yang lalu duduk membelakangi Kyuhyun.
“haha baiklah, mianhaeyo” kata Kyuhyun meminta maaf tapi Jieun masih saja diam. Kyuhyun lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya berupa kotak merah dan membukanya, dia lalu memberikannya pada Jieun yang membelakanginya itu sambil memeluk Jieun dari belakang.
“Would you marry me? Iruhn naui maeum huhrakhaejullae?” Kyuhyun membisikkan sebuah bait lagu di telinga Jieun. Jieun yang terkejut itu langsung berbalik dan memeluk Kyuhyun.
“I do” jawab Jieun yang semakin mempererat pelukannya.
-THE END-